Lokasi : Perumahan Puri Permata Blok V no 2-3 Tulungagung RT/RW : 01/06
Kelurahan Sembung, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung
Kode Pos 66213, Telepon : (0355) 334621. HP. 081330218078
Pendiri Yayasan :
Drs. Mugianto, M.Si bersama istri Ny. Emmy Soeprapti, S.Pd.AUD.
Latar Belakang :
Drs. Mugianto, M.Si adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung yang berdinas di Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung.
Riwayat Pekerjaan :
- Guru di SMP Negeri 2 Surabaya
- Guru di SMP 1, 2 Dana Perguruan Nasional Surabaya
- Guru di SMA 1, 2 Dana Perguruan Nasional Surabaya
- Guru di SMA 2 YPPI Surabaya
- Dosen IKIP PGRI Sidoarjo
- Pegawai Negeri Sipil Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Timur
- Kepala Seksi Konservasi dan Preparasi Museum Jawa Timur MPU Tantular
- Kepala Seksi Kebudayaan Kandepdikbud Kabupaten Tulungagung
- Kepala Sub Bag PRP Kandepdikbud Kabupaten Tulungagung
- Kepala Subdin Dikluspora dan Seni Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung
- Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung
- Kepala Subdin Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung
- Dosen STKIP PGRI Tulungagung
Sedangkan Ny. Emmy Soeprapt, S.Pd.AUD.i dengan background pendidikan Ekonomi IKIP Surabaya semula konsentrasi mendidik anak dan mejadi ibu rumah tangga. Setelah anak-anak dewasa, banyak waktu luang, kemudian muncul ide untuk mengamalkan ilmu dan pengalamannya melalui membuka lembaga pendidikan anak usia dini. Ketertarikan dalam dunia pendidikan tidak hanya sekedar membuka lembaga pendidikan anak usia dini, tetapi ingin membekali diri dengan pengetahuan yang memadai, yang semula secara otodidak kemudian dilanjutkan ke jenjang pendidikan formal. Atas pertimbangan itulah Ny Emmy Soeprapti yang berkedudukan sebagai ketua yayasan Permata ini, melanjutkan studi ke Universitas Terbuka program Studi S-1 PG PAUD, alhamdulillah sejak Oktober 2012 telah diwisuda sarjana strata 1 dengan gelar S.Pd.AUD. Dengan telah menamatkan S1 PAUD di Universitas Terbuka ini semangat mengabdi di dunia pendidikan semakin bertambah, semoga bermanfaat bagi sesama, amin.
Faktor Pendorong :
Sebagai orang yang berlatar belakang pendidikan dan berkarir di dunia pendidikan, tergerak untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya dengan mendirikan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Semula ide awalnya dari istri yang terpanggil menyalurkan ilmunya dari IKIP dan pengalamannya konsentrasi mengasuh anak, setelah anak-anak beranjak dewasa tidak lagi sesibuk pada waktu anak-anak masih kecil-kecil. Ide itu ibarat gayung bersambut, saya juga merasakan pengalaman berdinas ada sesuatu yang kurang dari amatan selama berdinas. Menurut persepsi saya pendidikan itu kan menghantarkan anak menuju kedewasaan, bagaimana jadinya kalau pondasi pendidikan itu tidak kuat, nantinya perkembangan dan pertumbuhannya juga ada yang kurang atau tidak optimal.
Apa yang dirasa kurang dari pengalaman itu, mencoba untuk dijawab melalui karya nyata berupa mendirikan lembaga pendidikan, yang dimulai dari anak usia dini. Saya sangat terngiang-ngiang nasehat dosen saya Prof. Idrak Yasin, pendidikan itu prasyarat utamanya (conditio sine quanon) adalah Kasih Sayang. Dalam kasih sayang itu harus terkandung dua tindakan yang dilaksanakan secara proposional yaitu reward dan punishment. Mustahil pendidikan berhasil kalau tidak melaksanakan prasyarat tersebut yaitu kasih sayang. Pendidikan itu harus menggunakan pendekatan kasih sayang, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan menjadi berkarakter.
Dari amatan yang terjadi dilapangan sulit menemukan pola itu, pendekatan yang digunakan pada umumnya adalah pendekatan pembelajaran system drill, anak diibaratkan botol kosong yang harus diisi pengetahuan oleh guru atau istilah menterengnya transfer of knowledge. Banyak guru hanya berpikir mengejar target kurikuler, tanpa menghiraukan ketuntasan belajar siswa secara individual. Celakanya lagi, ini juga terjadi di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, anak di drill baca, tulis dan berhitung. Saya percaya bahwa anak di drill baca, tulis dan berhitung menjadikan anak pandai (baca, tulis, hitung), namun pada tataran hafal huruf dan angka, tanpa memahami makna. Hal inilah yang mendorong saya bersama istri untuk mendirikan lembaga pendidikan bukan untuk mendidik robot, (yang siap di drill) melainkan mendidik manusia. Untuk itu pendekatan kasih sayang dalam arti yang sebenar-benarnya mengasihi dan menyayangi dilaksanakan secara optimal. Belakangan keinginan dan konsep saya bersama istri ini terdukung dengan konsep-konsep baru dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah teori Howard Gardner yang dikembangkan oleh Bapak Munif Chatib. Saya mengagumi Bapak Munif Chatib yang menulis buku Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, Orang Tuany Manusia, dan yang terakhir ini sudah terbit bukunya yang berjudul Sekolahnya Anak Juara, saya sangat setuju dan kagum atas pemikiran beliau. Untuk itu saya terobsesi bagaimana mewujudkan sekolahnya manusia, yang menempatkan posisi guru sebagai fasilitator (gurunya manusia) agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal. Oleh karena itu saya selalu mengingatkan kepada para pendidik/pengajar yang sekaligus pengasuh anak-anak untuk selalu mengedepankan pendekatan kasih sayang, kurangi seoptimal mungkin larangan apalagi ancaman. Tanamkan disiplin kepada anak tidak secara otoriter (penuh dengan larangan dan ancaman), melainkan disiplin dengan kasih sayang. Anak yang belum normative dipersuasi agar terjadi perubahan sikap menjadi normative atas kesadaran, bukan karena ancaman. Penanaman disiplin dengan kasih sayang, anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal, potensinya berkembang secara optimal pula, tanpa ada perasaan takut salah, karena kesehariannya diberi kepercayaan untuk melakukan kegiatan tanpa ancaman, sehingga mereka merasa aman, nyaman dan kondusif. Suasana inilah yang menjadikan anak bebas berekspresi tanpa takut salah, karena mereka mengetahui rambu-rambu yang sudah terinternalisasi dalam aktivitas keseharian. Semua komponen diarahkan melaksanakan kegiatan sesuai dengan budaya sekolah yang benar-benar mencerminkan bagaimana anak yang normative. Hasilnya luar biasa, anak tidak hanya cerdas, tetapi mandiri, santun dan sholeh. Inilah impian kami berdua, dengan sekuat tenaga dan pikiran kami curahkan untuk terwujudnya harapan orang tua yang menginginkan agar putra-putrinya menjadi cerdas namun normative, mandiri dan berkarakter.
Banyak orang tua yang ragu terhadap komitmen dan integritas kami, namun dengan penuh keyakinan kami terus berusaha maju dan berbenah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan tetap konsisten mengedepankan iman dan taqwa yang kami tanamkan pada hati sanubari anak-anak generasi penerus bangsa. Kami tidak hanya bicara teori tetapi implementatif dan inovatif. Konsep kami bagaimana caranya mengembangkan potensi anak secara optimal, cerdas otaknya, halus budinya, santun tutur katanya dan kuat imannya. Pandangan kami rasanya tidak mungkin membentuk karakter anak tanpa pondasi agama yang kuat, melalui penanaman norma agama Islam sebagai acuan berprilaku, karena tidak ada perbuatan yang normative yang tidak dilandasi ajaran agama (Islam). Itulah obsesi kami ingin membangun negeri ini dengan mulai membentuk generasi penerus bangsa mulai anak usia dini, yang cerdas, mandiri, santun dan sholeh. Melalui pendidikan inilah nantinya akan lahir generasi yang kuat ipteknya, juga kuat imptaqnya. Generasi emas kita kawal menuju masa keemasan Indonesia, yang adil, makmur, bermartabat, amin. Orang bijak mengatakan mendidik anak usia dini ibarat menulis di atas batu, yang tidak akan luntur atau aus mendapat pengaruh dari manapun.
Kondisi :
Yayasan Permata Tulungagung adalah suatu yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, yang berdiri sejak 17 Juli 2003 yang semula sebelum menjadi yayasan yang berbadan hukum namanya Lembaga Pendidikan Anak Dini Usia Permata. Pertama kali melaksanakan kegiatan dengan mendirikan lembaga pendidikan Play Group Permata dan Taman Kanak-Kanak Permata, yang lokasinya di Perumahan Puri permata Blok X Nomor 8 Tulungagung. Gedung yang pertama kali digunakan untuk operasional ini statusnya rumah kontrakan selama 3 tahun, direnovasi menjadi dua ruang kelas, satu kelas untuk Play Group dan satu kelas untuk Taman Kanak-Kanak.
Pada tahun 2004 atas limpahan rahmat Allah SWT, kami mampu meningkatkan status lembaga menjadi lembaga berbadan hukum, berubah dari lembaga menjadi Yayasan Permata dengan Akte Notaris yang dikeluarkan oleh: Kantor Notaris & PeJabat Pembuat Akta Tanah MASJKUR, SH. Jl. I Gusti Ngurah Rai VII/40A Tulungagung, tentang : AKTA Pendirian Yayasan Permata, Ketua : Ny. EMMY SOEPRAPTI, pada tanggal : 16 September 2004, Nomor : 7. Sejak berstatus yayasan lokasi pindah dari Perum Puri Permata Blok X nomor 8 ke Perum Puri Permata Blok V nomor 2 – 3 Tulungagung, hingga sekarang. Di sini menempati sebidang tanah dengan status Hak Milik.
Program yang dikembangkan di lokasi Blok V ini adalah Play Group Islam Permata dan Taman Kanak-Kanak Islam Permata, program Full Day School. Berbagai upaya pengembangan terus dilakukan, sampai akhirnya lembaga ini mendapat pengakuan dengan status terakreditasi. Play Group Islam Permata mendapat Sertifikat Akreditasi dengan status TERAKREDITASI dari BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL, pada tanggal : 5 Agustus 2009 berlaku hingga 5 Agustus 2014. Sebagai catatan khusus untuk Play Group status akreditasi tidak ada jenjangnya hanya ditentukan Terakreditasi dan tidak terakreditasi, dan Play Group Islam Permata mendapat status Terakreditasi. Kelebihan dari Play Group Islam Permata ini merupakan Play Group pertama dan satu-satunya yang terakreditasi di Kabupaten Tulungagung dan waktu itu hanya 5 Play Group / PAUD yang terakreditasi di Jawa Timur. Perkembangannya hingga saat ini (tulisan ini dibuat) di Kabupaten Tulungagung belum ada Play Group/ Kelompok Bermain / Paud Terpadu yang berstatus terakreditasi.
Pada tahun yang sama Taman Kanak-Kanak Islam Permata menyusul mendapat Sertifikat Akreditasi dari BADAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH (BAN-S/M), pada tanggal : 21 Oktober 2009 berlaku hingga tahun 2014, dengan Status AKREDITASI A. Alhamdulillah begitu mendapat status akreditasi Taman Kanak-Kanak Islam Permata dapat membangun Gedung sendiri di lokasi Perum Puri Permata Blok K Nomor 5 Tulungagung. Gedung ini ditempati sejak tahun pelajaran baru 2010/2011. Dengan demikian secara fisik dan adimistrasi mulai tahun pelajaran 2010/2011 antara Play Group Islam Permata dengan Taman Kanak-Kanak Islam Permata sudah terpisah. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan masa reakreditasi tahun 2014. Ternyata lipahan Rahmat dan Hidayah Allah mengalir terus, pada tahun anggaran 2011 yayasan mampu melakukan rehabilitasi gedung Play Group Islam Permata hingga mampu membuat dua lantai, Alhamdulillah.. Mohon Do’a Restu semua pihak, obsesi kami ini dapat terwujud, bermanfaat untuk orang banyak, mampu menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk bangsa dan Negara, walaupun hanya ibarat menabur garam di laut insyallah ada guna dan faedahnya. Mari kita bangun generasi penerus ini dengan komitmen dan integritas yang tinggi, sehingga anak-anak Permata dapat menjadi pemimpin di masa depan, amin