PENYEBAB ANAK BERPERANGAI BURUK

Asalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Hampir tidak ada orang dewasa yang hidupnya tidak bersentuhan dengan dunia anak, apakah sebagai orang tua, kakek-nenek, guru, pengasuh, bahkan masyarakat pada umumnya. Perilaku kita orang dewasa inilah yang akan mewarnai perilaku anak-anak. Namun hal ini banyak tidak kita sadari, tahu-tahu anak sudah berperilaku buruk, sering kali respon kita adalah menghardik anak tanpa kita cari akar permasalahannya. Pada kesempatan yang baik ini marilah kita mencoba mencari faktor-faktor penyebab timbulnya anak berperilaku buruk :

  • Melupakan Allah :

Sudah menjadi tabiat manusia, jika ditimpa kesusahan dan kesulitan hidup, dia akan berdoa dan memohon kepada Allah agar kesulitannya dihilangkan. Sayangnya, ketika kesulitan itu sirna, dengan segera diapun kembali pada kebiasaan hidup semula melupakan Allah. Kebiasaan melupakan keberadaan Allah bisa menjadi sumber perangai buruk manusia karena Allah hanya diingat saat dibutuhkan : Allah hanya ada saat seseorang ditimpa kesulitan hidup. Namun jika berada dalam kesenangan, serta merta Allah dilupakan. Jika hal ini terus- menerus dilakukan sampai menjadi perilaku yang biasa (tabiat), perangai manusia macam ini cenderung akan buruk.

  • Bangga, Riya’, dan Sombong :

Bangga atau ujub adalah penyakit hati. Bangga merupakan rasa besar hati seseorang karena mempunyai kelebihan atau keunggulan dari pada orang lain dalam hal keturunan, pengetahuan, kekuatan, maupun harta. Orang ini mengira bahwa dirinya mempunyai kelebihan karena usahanya sendiri. Dia lupa bahwa Allahlah yang telah memberikan nikmat kepadanya sehingga mampu melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan orang lain. Oleh karena itu, bangga dikatakan penyakit hati stadium satu. Jika tidak cepat disembuhkan penyakit ini akan naik ke stadium selanjutnya.

Riya’ adalah stadium selanjutnya penyakit hati. Riya’ adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia. Jika sifat riya’ bertahan, penyakit hati akan naik ke stadium ke tiga, yaitu sombong.

Sombong dapat diartikan : merasa atau menganggap dirinya besar dan tinggi karena adanya kebaikan atau kesempurnaan pada dirinya, baik berupa harta, ilmu maupun yang lain.

Jika kebaikan dan kesempurnaan itu secara sadar dipahami sebagai karunia Allah, ini buka termasuk sifat sombong. Sombong lebih cenderung menolak kebenaran yang datang dari pihak lain.

Kalau diumpamakan bangga diri, riya’ dan sombong sebagai bangunan tiga lantai. Jika sejak usia dini anak sudah dihindarkan dari lantai dasar penyakit hati, yaitu bangga diri, semoga anak kita terhindar dari dua lantai selanjutnya, yaitu riya’ dan sombong.

  • Tidak bersyukur dan mudah putus asa :

Tidak bersyukur atau mudah putus asa adalah salah satu penyebab perilaku buruk. Ketika mendapatkan nikmat dan sesuatu yang diharapkan, orang ini sangat gembira. Namun jika nikmat itu hilang atau sesuatu yang diharapkan tidak tercapai, orang ini langsung putus asa.

  • Kikir dan berkeluh kesah :

Kata lain dari kikir adalah bakhil atau pelit, yaitu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta sehingga tidak mau bersedekah. Penyakit hati ini menyebabkan seseorang berperilaku buruk. Biasanya, sifat kikir muncul karena seseorang merasa bahwa harta miliknya didapat dengan susah payah sehingga dia enggan berbagi dengan orang lain karena takut harta tersebut akan berkurang. Pola pikir ini menandakan orang yang tidak percaya kepada rezeki yang sudah dijanjikan Allah.

Kikir juga muncul karena ketakutan akan ada yang menyaingi harta yang sudah dikumpulkannya. Ketika orang kikir merasa hartanya berkurang meskipun sedikit, akan muncul penyakit hati yang lain, yaitu berkeluh kesah. Biasanya orang kikir sering berkeluh kesah kepada orang lain dan merasa dia sebagai orang yang paling susah di seluruh dunia ini.

  • Melampaui batas :

Melampaui batas adalah penyakit hati dan penyebab perilaku buruk. Seseorang yang diberi rezeki oleh Allah, yang berupa harta, pengetahuan, kesempatan atau kesehatan, akan berujung pada dua hal : merasa cukup dan bersyukur atau merasa belum cukup, hingga menjadi sumber penyakit hati melampaui batas. Sesuatu yang berlebihan tentu akan berdampak negatif.

  • Tergesa-gesa :

Sifat dan kebiasaan tergesa-gesa salah satu penyebab terjadinya perilaku buruk seseorang. Sikap tergesa-gesa merupakan cerminan seseorang yang kurang berpikir dan kurang hati-hati sehingga hilang kemantapan dan ketenangan dari kesabarannya. Sikap tergesa-gesa bisa mendatangkan keburukan dan menghalangi kebaikan.

  • Suka membantah :

Manusia cenderung mempunyai kebiasaan suka membantah atas sesuatu yang sudah mutlak kebenarannya. Sifat ini akan menjadi penyebab perangai buruk.

Ketujuh hal ini menjadi faktor dominan penyebab awal anak berperangai buruk. Apabila anak kedapatan berperangai buruk tersebut seyogianya orang tua segera mencari penyebabnya dan mencari solusinya. Apa yang perlu kita lakukan ?

  • Aktifkan paradigma fitrah :

Anak adalah manusia baik dan mempunyai kecenderungan untuk kembali menjadi baik, sebab pada hakekatnya anak mempunyai fitrah illahiah.

  • Berdoalah kepada Allah :

Doa akan membantu kita menyelesaikan masalah.

  • Teliti faktor yang dominan :

Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang penyebab anak berperilaku buruk, baru kemudian mencari solusinya untuk membantu menyadarkan anak kita.

Selamat mencoba. . . .

Walaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh.

Parenting Permata (sumber Munif Chatif) disadur Play Group Islam Permata 2014